Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Minta USP Bisa Link and Match dengan DUDI

Dalam upaya untuk menguatkan sektor vokasi di Indonesia, sinergi antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI) menjadi hal yang krusial. Konsep ini dikenal dengan sebutan “Link and Match.” Link and Match merupakan proses pengintegrasian dan penghubungan antara dunia pendidikan vokasi, dunia usaha, dan dunia industri untuk menciptakan program pendidikan yang terstruktur, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Dr. Wartanto, Direktur Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, menyampaikan bahwa sinergi Link and Match antara lain dapat diwujudkan dengan menyusun kurikulum pendidikan vokasi sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia kerja. Kurikulum ini harus mampu menjawab kebutuhan keterampilan dan kompetensi masa depan agar lulusan vokasi menjadi lebih relevan dengan tuntutan industri.
Salah satu aspek penting dalam Link and Match adalah program magang atau praktik kerja industri yang dijalankan minimal selama satu semester. Program ini harus dikelola dengan baik dan terkonsep secara bersama antara institusi pendidikan vokasi dan perusahaan. Dukungan dari dosen tamu atau praktisi yang mengajar di sekolah dan kampus vokasi juga menjadi kunci dalam memastikan mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih intensif dan relevan dengan dunia kerja.
Mendikbud telah menegaskan bahwa pendidikan vokasi meliputi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pendidikan tinggi vokasi, dan lembaga pelatihan keterampilan harus bekerja sama secara erat dengan industri dan dunia kerja. Dosen kampus vokasi juga diharapkan memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri untuk memastikan mereka dapat mengajar sesuai dengan tuntutan industri.
Di sisi lain, industri juga diharapkan berkomitmen dalam menyerap lulusan pendidikan vokasi. Skema penghargaan dan skema karier yang baik bagi lulusan vokasi diharapkan dapat mendorong mereka untuk berkontribusi dengan maksimal dalam dunia kerja.
Link and Match ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak. Industri akan diuntungkan dengan tersedianya lulusan vokasi yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan mereka. Sementara itu, keterlibatan industri dalam proses pembelajaran di sekolah dan kampus akan membantu siswa dan mahasiswa untuk lebih cepat memahami dunia kerja dan meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan pekerjaan.

Mantan Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, menambahkan bahwa SDM pendidik dan pengelola vokasi harus berinovasi sesuai dengan konsep Link and Match dan mampu menerjemahkan tantangan dan karakter kompetensi masa depan. Selain itu, interaksi yang baik antara akademik dan profesi menjadi penting, dan sinergi ini diharapkan dapat menghasilkan riset terapan yang menghasilkan produk nyata, paten, dan dapat dipublikasikan secara luas.
Dalam mencapai tujuan ini, vokasi juga harus mampu menghasilkan entrepreneur-entrepreneur unggul yang akan menjadi penopang kemajuan bangsa. Semua upaya ini bertujuan untuk memperkuat sektor vokasi dan menghasilkan SDM yang unggul sesuai dengan kebutuhan industri dan masa depan.
Sebagai bagian dari upaya ini, Universitas Safin Pati sebagai contoh perguruan tinggi harus mempertimbangkan arah yang diambil, apakah akan lebih fokus pada bidang akademik atau akan lebih menekankan pendekatan vokasional.
Dalam acara Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan, Rektor Universitas Safin Pati, Dr. Murtono, M.Pd, didampingi oleh Wakil Rektor I, Ir. Masruki Khabib, M.T, turut berpartisipasi. Kegiatan workshop ini dihadiri oleh dosen dan civitas akademika Universitas Safin Pati.
Semua pihak diharapkan dapat bersama-sama berkontribusi dalam mewujudkan sinergi antara dunia pendidikan dan DUDI untuk menciptakan SDM unggul yang mampu memajukan Indonesia dalam berbagai bidang industri dan inovasi masa depan.